Senin, Desember 8

Campur-campur pikiran di malam idul adha

Fabiayyi alaai robbikuma tukazziban. Tabaarokasmurobbika ziljalaali wal ikroom... Shodakallahul adzim... (Ar-Rohman). Ku tutup mushaf hijauku. Ku dekap di dada. Hatiku rasanya sejuk. Sudah lama perasaan ini tak kurasakan. Apakah selama ini aku sudah benar-benar kalah oleh kesibukan duniawi. Sebenarnya maghrib ini masih sama dengan magrib-magrib sebelumnya. Sorenya nyuci, trus mandi, sholat magrib, sholat rawatib, doa, trus ngaji... Kenapa maghrib ini begitu spesial. Pastinya bukan karena lagi-lagi yang ku baca adalah surat Ar-Rohman, surat favoritku, bukti bahwa Allah Maha Pengasih. Surat yang kuharapkan akan di sampaikan oleh seseorang di hari pernikahanku (nah lo, jadi ngaco kan). Magrib ini terasa begitu nikmat karena aku bisa menggunakan waktu se suka ku untuk bercengkrama dengan Tuhanku, tanpa dihantui oleh LI yang belom jadi atau urusan duniawi lain.

"Harusnya kamu bersyukur". Itu nasehat yang ku dapat ketika mentoring sore ini. Syukur? Tentu saja, tahun ini telah menjadi tahun-tahun yang sangat membahagiakan. Akademis, bagus, organisasi n amanah lancar, kesempatan student exchange ke Jepang, ketemu teman2 baru yang menyenangkan. Tapi entah mengapa yang ku rasakan semua ini adalah ujian. Ujian dari Allah. Setiap saat aku seolah-olah di paksa memilih. Memilih antara bertahan dengan mushaf hijauku beberapa ayat lagi atau menutupnya n segera membuka Harrison. Memilih antara melangkahkan kaki ke mushola untuk dhuha atau justru ke plaza atau A1 untuk ikut rapat. Marahkah allah denganku jika melihat semua ini? Setelah semua yang ia berikan.

Terdengar takbir berkumandang. Iedul adha akhirnya tiba. Ku lirik jam dinding yang sengaja ku letakkan tepat di sebelah layar TV agar selalu ingat waktu kalau-kalau terlena menonton TV. Hmm... sudah pukul 18.15. Akhirnya 10 dzulhijah, met idul adha ya semuanya... Lagi-lagi perasaan homesick ini melanda. Sudah 4 tahun jadi anak kos, tapi masih saja belom bisa menguasai perasaan ini. Sedihnya lebaran tanpa orang tua. Tiba-tiba IM dari temanku "J" masuk, bentar ya cha lagi kebanjiran. Lalu ku nyalakan TV, banjir di mana-mana. Alhamdulillah ya Allah, idul adha ini aku sehat, kering tanpa banjir, tak kurang satu apapun. Apalagi yang harus aku sedihkan?

3 komentar:

  1. benar2 sebuah renungan yg bagus :)
    keep posting gan??

    btw, PERTAMAX!!!

    BalasHapus
  2. ngomong2 LI itu apaan y ca??

    BalasHapus
  3. Makasih ki... :-) sering-sering mampir yah...
    LI itu Learning Issue.
    Kalo zaman SMA kayak PR lah...

    BalasHapus

 
Designed by Lena